Senin, 04 Februari 2013

Meramal masa depan berdasarkan berita

Tim peneliti antara lain menggunakan arsip koran New York Times.

Para peneliti telah mengembangkan sebuah perangkat lunak yang bisa memprediksi peristiwa masa depan, seperti terjadinya wabah penyakit.

Prototipe perangkat lunak itu menggunakan kombinasi dari arsip koran New York Times dengan data di situs-situs internet lain, termasuk Wikipedia.

Tim peneliti memusatkan perhatian pada prediksi wabah penyakit, kerusuhan, dan kematian.

Mereka mengatakan tingkat akurasi yang ditemukan mencapai antara 70% sampai 90%.

Pengembangan perangkat lunak peramal masa depan ini merupakan kerja sama antara Microsoft Research dengan Technion-Israel Institute of Technology.

Dalam naskah penelitiannya, disebutkan bahwa dengan menggunakan arsip berita dan juga data terbaru maka bisa dilihat kaitan antara kekeringan serta badai di sebagian kawasan dengan wabah kolera.

Untuk masa depan

Pada tahun 1973, misalnya, New York Times menurunkan rangkaian berita tentang bencana kekeringan di Bangladesh dan tahun 1974 melaporkan wabah kolera.

Pola yang serupa terjadi lagi ketika koran itu memberitakan kekeringan di negara yang sama pada tahun 1983, yang juga disusul dengan berita tentang sejumlah kematian akibat kolera setahun kemudian.

"Kesiagaan tentang risiko susulan kolera mungkin sudah dikeluarkan hampir setahun sebelumnya," tulis Eric Horvitz, Direktur Microsoft Research, dan Kira Radinsky, mahasiswa S3 di Technion-Israel Institute of Technology.

Selama ini penelitian tentang prediksi peristiwa masa depan cenderung bersifat retrospektif dengan melihat peristiwa menjelang berlangsungnya sebuah wabah dan bukan menggunakan data untuk melihat ke masa depan.

"Saya sungguh memandangnya sebagai yang membayang-bayangi hal di depan," tutur Horvitz kepada buletin teknologi MIT.

Perangkat lunak yang mereka kembangkan juga berupaya untuk membuktikan prediksi-prediksi yang dilakukan dengan cara lain.

"Bisa amat berguna untuk mengidentifikasi sebuah situasi, di mana ada kemungkinan yang lebih rendah yang diperkirakan para ahli berdasarkan pengamatan dan data yang dipertimbangkan secara otomatis."

Source : detik.com

Jose Mujica dari Uruguay, Presiden 'Termiskin' di Dunia

Tak banyak para pemimpin di dunia ini yang bersedia memilih bergaya hidup sederhana. Salah satu dari yang tak banyak itu adalah Presiden Uruguay, Jose Mujica (77). Kendati mengambil gaji sebagai presiden, namun dia menyumbangkan 90 persen gajinya untuk beramal. Ini membuatnya dijuluki 'Presiden Termiskin di Dunia'.

Jose Alberto Mujica Cordano, demikian nama lengkapnya, menjadi Presiden Uruguay sejak tahun 2010. Sebelumnya, mantan gerilyawan sayap kiri ini menjadi Menteri Pertanian, Peternakan dan Perikanan dari tahun 2005-2008, kemudian menjadi Senator.

Gaya hidup sederhananya menjadi sorotan dan perhatian dunia. Gaji Mujica sebagai presiden per bulan adalah US$ 12 ribu atau Rp 116 juta. Mujica mengambilnya, namun menyumbangkan 90-an persen penghasilannya untuk beramal kepada warga yang miskin dan membutuhkan. Mujica hanya menyisakan US$ 800 atau Rp 7,7 juta gajinya, nyaris seperti rata-rata pendapatan per kapita Uruguay, US$ 775 atau Rp 7,5 juta, demikian dilansir dari New York Times dan BBC.

Nah, gaya hidup seperti apa yang Mujica lakoni dari gaji yang disisakan 'hanya' US$ 800 per bulan di Uruguay?

Mujica tinggal di rumah peternakan milik istrinya di pinggiran Montevideo. Alih-alih seperti Istana, rumah peternakan ini bisa dibilang bertipe 'RSS' alias rumah sangat-sangat sederhana. Cucian tampak tergantung di luar rumahnya, tampak sumur di halaman rumahnya yang ditumbuhi rumput liar. Dari sumur itu sumber air rumah tangga Mujica terpenuhi.

Jangan bayangkan pula ada sekompi Paspampres berjaga ketat. Rumah Mujica hanya dijaga 2 orang polisi serta beberapa anjing milik Mujica, salah satunya Manuela yang berkaki tiga. Jangan bayangkan pula ada kepala pelayan atau kepala rumah tangga yang bisa melayani dan memasak apa saja seperti layaknya rumah kepala negara.

Mujica dan istrinya bekerja sendiri memenuhi kebutuhan mereka. Termasuk menggarap tanah pertanian mereka dengan bercocok tanam bunga krisan untuk dijual. Maklum, profesi asli Mujica adalah petani.

Pada tahun 2010, saat menjadi presiden, Mujica wajib melaporkan harta kekayaannya, semacam Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) di Indonesia. Ternyata, diketahui kekayaannya berjumlah US$ 1.800 atau Rp 17,4 juta, itu pun 'hanya' nilai dari mobil VW Kodok lawas tahun 1987 miliknya.

Tahun 2012, Mujica menambahkan aset-aset milik istrinya, Lucia Topolansky, yang juga mantan gerilyawati yang sekarang menjadi Senator. Penambahan aset itu berupa tanah, traktor dan rumah hingga kekayaannya menjadi US$ 215 ribu atau Rp 208 juta.

Kekayaan ini hanya dua per tiga dari kekayaan wakilnya Danilo Astori dan sepertiga kekayaan presiden sebelumnya Tabare Vasquez.

"Saya mungkin terlihat sebagai manusia tua yang eksentrik. Namun ini adalah pilihan bebas. Saya telah hidup seperti ini di sebagian besar hidup saya. Saya bisa hidup dengan baik dengan apa yang sudah saya punya," kata Mujica seperti dilansir dari BBC.

Saat menjadi gerilyawan, Mujica memang akrab dengan lingkungan yang keras, tertembak 6 kali dan dipenjara 14 tahun. Sebagai tahanan politik, dia kemudian dibebaskan pada 1985. Tempaan hidup yang keras ini membantu membentuk pandangan dan cara hidupnya.

"Saya dijuluki 'presiden termiskin', tapi saya tidak merasa miskin. Orang miskin itu adalah mereka yang hanya bekerja untuk memenuhi gaya hidup yang mahal, dan selalu ingin lebih dan lebih. Ini hanyalah masalah kebebasan, jika Anda tak memiliki banyak keinginan, Anda tak perlu bekerja seumur hidup seperti budak untuk memenuhinya. Dan dengan begitu Anda memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri," tutur Mujica.

Mujica juga seorang vegetarian, dan dia sangat mendukung kebijakan penggunaan energi terbarukan seperti tenaga angin dan biomassa. Namun ada juga kebijakannya yang kontroversial seperti legalisasi ganja dan aborsi.

Di balik kebijakannya yang kontroversial itu, sekali lagi Mujica menegaskan bahwa gaya hidup seperti ini adalah pilihan hidupnya. "Ini adalah suatu pilihan bebas," tutur pria kelahiran 20 Mei 1935 ini.

Source : detik.com

Fosil Dinosaurus 'Unik' Ditemukan di Jerman

Para peneliti Jerman telah menemukan sebuah fosil dinosaurus yang berbeda dari biasanya. Dinosaurus ini diyakini sebagai pemakan daging yang memiliki bulu, namun tidak satu famili dengan keluarga burung.

Diberitakan AFP, Selasa (3/7/2012), fosil ini diperkirakan hidup pada masa akhir Jurassic, 170 juta tahun yang lalu. Para peneliti yang bergerak berasal dari National Academy of Sciences, Jerman menemukan fosil di kawasan Bavaria, Jerman.

Fosil ini dinamai Sciurumimus albersdoerferi karena berbulu, lalu memiliki ekor seperti tupai. "Ini adalah fosil megalosauroid terlengkap," tulis studi tersebut.

Megalosauroid adalah nama kelompok karnivora yang memiliki panjang hingga 9 meter dan berat satu ton.

Saat ditemukan, fosil hewan itu dalam posisi taring yang menganga dan ekor yang memanjang di atas kepalanya.

Sebelumnya, para peneliti di China juga telah menemukan spesies dinosaurus unik yang diyakini sebagai kerabat Tyrannosaurus Rex. Fosil itu diyakini seberat mobil dan berbulu. Spesies baru itu akhirnya dinamai Yutyrannus huali, campuran nama dari latin dan mandarin yang berarti, "si tiran cantik yang berbulu".

Source : detik.com