Ankara - Gempa susulan kembali terjadi di Turki
setelah gempa berkekuatan 7,2 SR menghantam tenggara Kota Van. Gempa
susulan tersebut berkekuatan 6,1 SR dengan kedalaman 33 Km.
Gempa susulan itu berpusat di 6 Km tenggara Van. Demikian lansir US Geological Survey seperti dikutip reuters, Minggu (23/10/2011).
Data
crisis center di Kota Van menyebutkan, sejauh ini gempa telah
menyebabkan 100 orang meninggal dunia, 500-600 terluka, serta lebih
dari 400 orang masih terjepit di bawah reruntuhan bangunan. Puluhan
bangunan di Van dilaporkan ambruk.
Di tengah musibah tersebut,
Israel menawarkan bantuan kepada Turki. Akan tetapi, Turki langsung
menyatakan menolak bantuan tersebut. Kabar itu disampaikan oleh Menteri
Pertahanan Israel Ehud Barak.
"Saya mendapat kesan orang-orang Turki tidak ingin bantuan kami," kata Barak kepada Channel 2 News.
"Sekarang
(jawaban mereka) adalah negatif, tetapi jika mereka membutuhkan bantuan
dan tidak memiliki itu, atau jika mereka memikirkan itu, kami tetap
siap (untuk membantu)," lanjut Barak.
Hubungan antara Turki dan
Israel memang renggang sejak Mei 2010 ketika pasukan komando Israel
menyerbu konvoi enam kapal yang membawa bantuan ke Jalur Gaza.
Penyerangan itu menyebabkan sembilan warga negara Turki tewas.
Ketegangan meningkat bulan lalu ketika Turki mengusir duta besar Israel akibat tidak mau meminta maaf atas pembunuhan itu.
Presiden
Israel Shimon Peres telah berbicara dengan Presiden Turki sesaat
setelah gempa terjadi. Percakapan ini diyakini merupakan yang pertama
sejak utusan Israel diusir dari Turki.
"Pada masa sulit ini
Israel bersedia untuk memberikan bantuan yang diperlukan di Turki dan
kapan saja," demikian pernyataan yang dikeluarkan kantor Peres.
Seorang
pejabat kementerian luar negeri Turki mengatakan, Turki menerima
tawaran bantuan dari puluhan negara pasca gempa. Akan tetapi, sejauh
ini Turki menolak bantuan itu karena masih bisa menangani bencana yang
terjadi.
(irw/asp)
sumber : detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar