Sabtu, 01 Juni 2013

Wanita Dengan Siklus Haid Pendek Biasanya Lebih Subur

Siklus haid setiap orang berbeda-beda antara 24-35 hari. Masa haidnya juga berbeda-beda, dengan batas normal antara 3-15 hari. Meskipun demikian, wanita tetap berpotensi mendapat keturunan.

“Hanya saja wanita yang siklus haidnya lebih pendek cenderung lebih subur dibanding wanita yang siklus haidnya lebih panjang,” kata dr HMA Djaya Kurnia yang kini menjabat Direktur Utama PT Artha Karunia Mulya (Akram). 
Ini terjadi lantaran masa tidak suburnya lebih sedikit ketimbang masa subur. Dengan begitu, secara kesempatan, wanita dengan siklus haid pendek lebih mudah hamil.

Menurut dr Djaya Kurnia, masa subur itu terjadi 14 hari sebelum haid berikutnya. “Jadi kalau siklus haidnya 24 hari, maka pada hari ke-12 dia sudah mengalami pelepasan sel telur. Nah, sperma sendiri bisa bertahan di sel telur antara 1-2 hari. Sel telur pun dapat bertahan 1-3 hari. Jadi dia punya masa subur 5 hari,” katanya.

Ia mencontohkan, wanita yang haid pada tanggal 1, dia akan haid lagi pada tanggal 24 (untuk siklus 24 hari). Pelepasan sel telurnya terjadi pada tanggal 10. Biasanya, masa haid dengan siklus pendek akan lebih singkat sekitar 5 hari.

Jadi selama tanggal 1-5 hari, wanita tersebut memasuki masa tidak subur karena haid. Pada tanggal 10 terjadi pelepasan sel telur dan sperma bisa bertahan dua hari. Berarti pada tanggal 8, wanita tersebut sudah masa subur. Masa subur terjadi pada tanggal 8-15, sedangkan tanggal 15-24 tidak subur.

“Kalau dalam masa subur ada sperma masuk dan bertahan di dalam, berarti ada kemungkinan hamil,” katanya.
Orang yang siklus haidnya 32 hari, lanjut dr Djaya Kurnia, masa tidak suburnya lebih panjang dibanding masa subur.

“Sebab masa subur itu hitungannya tetap hanya dua hari sebelum pelepasan sel telur dan dua hari setelah pelepasan sel telur. Jadi masa subur itu hanya lima hari dalam setiap siklus,” jelasnya. Hitungannya begini, orang dengan siklus haid 32 hari dikurangi masa subur 5 hari, maka mereka memiliki 27 hari masa tidak subur.
Siklus haid setiap wanita berbeda-beda, karena fisiologis tubuh masing-masing orang berbeda.

Haid itu sendiri terjadi ketika sel telur yang matang tidak dibuahi, 14 hari setelah pelepasan sel telur dari indung telur.

“Yang mempengaruhinya adalah sistem hormonal di tubuh. Jadi mengapa setiap orang berbeda-beda (datang haidnya), karena saat matang telur setiap wanita juga berbeda-beda, tergantung pembentukan awal sel telur,” jelas dokter yang mendalami akupunktur ini.

Wanita berbeda dengan pria. Pada pria, pembentukan sperma itu setelah dia lahir dan tanpa batas waktu. Oleh karena itu pria bisa mempunyai keturunan sampai lanjut usia. Sedangkan wanita, sel telur sudah ada sejak lahir hingga sel telur dianggap matang satu per satu. Jika jumlah sel telur sudah habis, wanita memasuki masa menopause.

“Sel telur jumlahnya tidak bisa ditambah. Kalau keyakinan saya, itu karena pemberian Allah sudah seperti itu. Jumlah sel telur setiap wanita tidak sama,” katanya.

Selain jumlah sel telur tidak sama, kapan orang mendapatkan haid pertama juga berbeda-beda. Ada anak usia 9 tahun sudah menstruasi, dan ada yang sudah 13 tahun baru menstruasi.

“Hal ini bisa dipengaruhi status gizinya. Sebab, hormon bisa dipengaruhi segala macam rangsangan dari luar sehingga haid bisa lebih cepat,” katanya.

Masa haid normal 3-15 hari dan ini juga dipengaruhi sistem hormonal. “Kalau ada yang masa haidnya lebih dari 15 hari, berarti ada ‘sesuatu’ yang harus diperiksa, kenapa kok jadi lebih,” ujarnya.

Diakuinya, tidak sedikit wanita mengeluh haidnya tidak teratur. Ini terjadi karena dia melihatnya dari tanggal haid. Padahal semestinya melihat siklus haid.

Jadi kalau ada orang haid tanggal 1, maka tanggal 28 sudah haid lagi. Bulan berikutnya tanggal 26 sudah haid, lalu berikutnya tanggal 24 haid. Oleh karena dalam sebulan bisa dua kali haid, orang merasa tidak teratur haidnya. Padahal, lanjutnya, haid orang tersebut teratur.

“Jadi sebenarnya, konsepnya salah hitung. Kalau saya memahami, siklus itu akan tetap,” katanya.

Namun, siklus haid bisa saja terganggu. Misalnya ada yang siklusnya semula 32 hari, lalu berubah jadi 28 hari, karena faktor hormonal. Semua sistem di dalam tubuh mempengaruhi faktor hormonal. Sebutlah faktor kelelahan, ada faktor kejiwaan (stres).

“Jadi kalau wanita ingin haidnya teratur, psikisnya harus dijaga,” tegasnya.

Source : www.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar