Siklus haid setiap orang
berbeda-beda antara 24-35 hari. Masa haidnya juga berbeda-beda, dengan
batas normal antara 3-15 hari. Meskipun demikian, wanita tetap
berpotensi mendapat keturunan.
“Hanya saja wanita yang siklus
haidnya lebih pendek cenderung lebih subur dibanding wanita yang siklus
haidnya lebih panjang,” kata dr HMA Djaya Kurnia yang kini menjabat
Direktur Utama PT Artha Karunia Mulya (Akram).
Ini terjadi lantaran
masa tidak suburnya lebih sedikit ketimbang masa subur. Dengan begitu,
secara kesempatan, wanita dengan siklus haid pendek lebih mudah hamil.
Menurut
dr Djaya Kurnia, masa subur itu terjadi 14 hari sebelum haid
berikutnya. “Jadi kalau siklus haidnya 24 hari, maka pada hari ke-12 dia
sudah mengalami pelepasan sel telur. Nah, sperma sendiri bisa bertahan
di sel telur antara 1-2 hari. Sel telur pun dapat bertahan 1-3 hari.
Jadi dia punya masa subur 5 hari,” katanya.
Ia mencontohkan,
wanita yang haid pada tanggal 1, dia akan haid lagi pada tanggal 24
(untuk siklus 24 hari). Pelepasan sel telurnya terjadi pada tanggal 10.
Biasanya, masa haid dengan siklus pendek akan lebih singkat sekitar 5
hari.
Jadi selama tanggal 1-5 hari, wanita tersebut memasuki
masa tidak subur karena haid. Pada tanggal 10 terjadi pelepasan sel
telur dan sperma bisa bertahan dua hari. Berarti pada tanggal 8, wanita
tersebut sudah masa subur. Masa subur terjadi pada tanggal 8-15,
sedangkan tanggal 15-24 tidak subur.
“Kalau dalam masa subur ada sperma masuk dan bertahan di dalam, berarti ada kemungkinan hamil,” katanya.
Orang yang siklus haidnya 32 hari, lanjut dr Djaya Kurnia, masa tidak suburnya lebih panjang dibanding masa subur.
“Sebab
masa subur itu hitungannya tetap hanya dua hari sebelum pelepasan sel
telur dan dua hari setelah pelepasan sel telur. Jadi masa subur itu
hanya lima hari dalam setiap siklus,” jelasnya. Hitungannya begini,
orang dengan siklus haid 32 hari dikurangi masa subur 5 hari, maka
mereka memiliki 27 hari masa tidak subur.
Siklus haid setiap wanita berbeda-beda, karena fisiologis tubuh masing-masing orang berbeda.
Haid itu sendiri terjadi ketika sel telur yang matang tidak dibuahi, 14 hari setelah pelepasan sel telur dari indung telur.
“Yang
mempengaruhinya adalah sistem hormonal di tubuh. Jadi mengapa setiap
orang berbeda-beda (datang haidnya), karena saat matang telur setiap
wanita juga berbeda-beda, tergantung pembentukan awal sel telur,” jelas
dokter yang mendalami akupunktur ini.
Wanita berbeda dengan pria.
Pada pria, pembentukan sperma itu setelah dia lahir dan tanpa batas
waktu. Oleh karena itu pria bisa mempunyai keturunan sampai lanjut usia.
Sedangkan wanita, sel telur sudah ada sejak lahir hingga sel telur
dianggap matang satu per satu. Jika jumlah sel telur sudah habis, wanita
memasuki masa menopause.
“Sel telur jumlahnya tidak bisa
ditambah. Kalau keyakinan saya, itu karena pemberian Allah sudah seperti
itu. Jumlah sel telur setiap wanita tidak sama,” katanya.
Selain
jumlah sel telur tidak sama, kapan orang mendapatkan haid pertama juga
berbeda-beda. Ada anak usia 9 tahun sudah menstruasi, dan ada yang sudah
13 tahun baru menstruasi.
“Hal ini bisa dipengaruhi status
gizinya. Sebab, hormon bisa dipengaruhi segala macam rangsangan dari
luar sehingga haid bisa lebih cepat,” katanya.
Masa haid normal
3-15 hari dan ini juga dipengaruhi sistem hormonal. “Kalau ada yang masa
haidnya lebih dari 15 hari, berarti ada ‘sesuatu’ yang harus diperiksa,
kenapa kok jadi lebih,” ujarnya.
Diakuinya, tidak sedikit wanita
mengeluh haidnya tidak teratur. Ini terjadi karena dia melihatnya dari
tanggal haid. Padahal semestinya melihat siklus haid.
Jadi kalau
ada orang haid tanggal 1, maka tanggal 28 sudah haid lagi. Bulan
berikutnya tanggal 26 sudah haid, lalu berikutnya tanggal 24 haid. Oleh
karena dalam sebulan bisa dua kali haid, orang merasa tidak teratur
haidnya. Padahal, lanjutnya, haid orang tersebut teratur.
“Jadi sebenarnya, konsepnya salah hitung. Kalau saya memahami, siklus itu akan tetap,” katanya.
Namun,
siklus haid bisa saja terganggu. Misalnya ada yang siklusnya semula 32
hari, lalu berubah jadi 28 hari, karena faktor hormonal. Semua sistem di
dalam tubuh mempengaruhi faktor hormonal. Sebutlah faktor kelelahan,
ada faktor kejiwaan (stres).
“Jadi kalau wanita ingin haidnya teratur, psikisnya harus dijaga,” tegasnya.
Source : www.yahoo.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar