Sekitar 30 persen dari 200 orang terkaya dunia dengan
aset kolektif US$ 2,8 triliun, menurut Bloomberg Billionaire Index,
menyimpan dananya di luar negeri.
Dana tersebut disimpan lewat perusahaan yang secara tidak langsung
berhubungan dengan miliarder tersebut. Begitu juga dengan di dalam
negeri, aset-aset yang tak ingin diketahui, "dititipkan" pada perusahaan
atas nama orang lain.
Salah satu contohnya adalah Dmitry Rybolovlev, miliarder terkaya
ke-14 di Rusia. Pria yang sedang dalam gugatan cerai istrinya di tujuh
negara itu, kini hidup di Monaco.
Sebagian besar dananya berasal dari penjualan dua perusahaannya
senilai US$ 8 miliar pada 2010 dan 2011. Perusahaan tersebut adalah OAO
Silvinit dan OAO Uralkali, dengan induk perusahaan Madura Holding Ltd.
Perusahaan ini berdomisili di Ciprus.
Asetnya lainnya berupa karya seni, lukisan Van Gogh, Monet dan
Picasso, tersimpan di Kepulauan Virgin, lewan perusahan Xitrans Finance
Ltd. Namun tempat penyimpanannya di Singapura.
Selain itu, Rybolovlev juga membeli aset properti di New York,
Amerika Serikat, senilai US$ 88 juta pada 2011. Bukan atas namanya pula,
melainkan dengan nama anaknya, Ekaterina.
Kini, Rybolovlev digugat istrinya, Elena Rybolovleva. Kata sang istri
yang sudah mendaftarkan gugatan di tujuh negara, suaminya itu
memindahkan asetnya termasuk perhiasan, furnitur serta kapal pesiar di
bawah dua perusahaan: Aries dan Virgo yang didirikan di Ciprus pada
2005.
Sergey Chernitsyn, juru bicara Rybolovleva yang dihubungi Bloomberg menolak memberikan tanggapan atau konfirmasi. Begitupun dengan Marc Bonnant, kuasa hukumnya yang bungkam.
Begitulah cara miliarder "mengelola" asetnya. Bukan sekadar untuk
tujuan penghindaran pajak, tetapi juga merahasiakan transaksi
keuangannya.
Source : www.yahoo.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar