Membandingkan reksa dan asuransi dari segi return tentu tidak memadai.
Sebab ada informasi lain yang disembunyikan, yakni faktor risiko yang
menyertai.
Perlu diingat, reksa dana dan asuransi adalah dua
jenis instrumen keuangan yang berbeda. Asuransi merupakan salah satu
bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan atau
transfer risiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.
Sementara
pada reksa dana, sebagai instrumen investasi, risiko ditanggung oleh
pemilik dana walaupun mengamanatkan uangnya kepada manajer investasi.
Karena itulah, membandingkan dua instrumen ini menjadi kurang bijak —
seperti banyak nasihat investasi yang kita dengar.
Hal penting
yang perlu disadari, reksa dana merupakan sarana investasi bagi
individu yang pengelolaan risikonya dilakukan oleh manajer investasi.
Namun yang menanggung risiko tetap pemilik dana. Instrumen ini hanya
menawarkan kemudahan. Baik dari sisi nilai investasi yang ditanam
maupun akses pada instrumen investasinya.
Dengan reksa dana,
para investor ikut investasi dananya pada saham maupun surat utang atau
lainnya, yang sudah dikombinasikan oleh perusahaan penerbit. Kombinasi
ini merupakan cara yang dilakukan sebagai upaya mengurangi tingkat
risiko yang berpotensi muncul.
Terkait dengan instrumen
investasinya, untung-rugi pada reksa dana dilihat dari selisih nilai
aktiva bersih (NAB) per unit saat membeli dengan menjual. Bersyukurlah
jika hasilnya positif, karena itu berarti keuntungan. Kalau turun,
berarti sebaliknya, harus tabah menerima kerugian. Di sinilah risiko
nilai investasi pada reksa dana itu terjadi.
Risiko kecil,
memang bisa didapat dari reksa dana terproteksi. Pada instrumen ini,
yang dimaksud proteksi itu terkait dengan pengelolaan instrumen
investasinya. Biasanya dibelanjakan surat utang negara, yang lazim
dikenal zero risk alias tanpa risiko.
Meski pada kenyataannya,
ini pun tidak sepenuhnya tanpa risiko, seperti yang terjadi pada kasus
Yunani. Akibat krisis, pemerintah Yunani memberikan pilihan sulit
kepada investor atas portofolio surat utannya yang segera jatuh tempo:
tidak terbayar atau kena diskon besar plus penundaan pembayaran. Tentu
ini sangat jarang terjadi.
Kembali ke soal yang disebut di atas.
Bagaimana jika kita ingin menyiapkan biaya pendidikan? Tentu yang
diharapkan dari pemilik dana adalah bisa membayar biaya sekolah pada
kurun waktu tertentu atau saat dibutuhkan. Dengan sejumlah nilai
tertentu yang dibayar pada saat ini, diharapkan mampu menutupi biaya
pendidikan di masa mendatang.
Nah, jika instrumen pengamanan
dana yang dipilih adalah reksa dana, jangan lupa, di dalamnya ada
risiko. Apalagi dalam situasi gejolak perekonomian seperti sekarang
yang makin menyebabkan tidak pastinya pasar keuangan, tentu risiko
makin besar.
Karena itu, satu hal yang harus dipahami dalam berinvestasi, selalu ada unsur spekulasi di dalamnya. Sudah melekat.
Hal
ini sangat berbeda dengan asuransi, yang justru mengalihkan risiko
kepada penerbit, sehingga jauh lebih aman. Apalagi jika peserta terkena
musibah, sehingga tak lagi mampu membayar, hak dana yang besarannya
sudah dipatok dan cair pada kurun waktu tertentu tetap bisa diambil
tanpa kekurangan. Namun tentu saja, janji keuntungannya lebih rendah
dibandingkan investasi.
Karena itu, tetap saja pilihan ada pada
pemilik dana. Mau untung lebih besar, jangan lupa, harus siap pula
menanggung potensi risiko yang ada.
Menjaga keamanan dana — di
tengah banyaknya tawaran instrumen untuk mengembangkan — sebaiknya
dijadikan prioritas sebelum aset tersebut ditempatkan. Dalam bentuk apa
pun. Apalagi jika dana yang ada cenderung pas-pasan.
Mungkin
pernyataan Mark Twain, penulis dan humoris Amerika (1835-1910) layak
dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan: Oktober merupakan bulan yang
paling berbahaya untuk berspekulasi di pasar modal. Bulan lain yang
juga berbahaya adalah Juli, Januari, September, April, November, Mei,
Maret. Juni, Desember, Agustus dan Februari.
Pesan yang ingin
disampaikan penulis “The Adventures of Tom Sawyer” (1876) itu, tak ada
satu bulan pun yang aman untuk berspekulasi :)
Source : www.yahoo.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar