TUGAS
BAHASA INDONESIA
1.
a) Jelaskan perbedaan topik, tema dan judul !
-
Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan
ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut,
selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih
luas.
-
Tema
merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di
setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan
dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat.
-
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih
spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan
dibahas. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi
judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas
Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul
itu cocok dengan temanya.
b)
Sebutkan syarat dan ciri-ciri dari ketiga hal tersebut !
-
Syarat Topik
· Bidang keahlian.
· Bidang studi yang didalami.
· Pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah.
· Bidang kerja atau profesi.
· Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif).
· Temuan yang pernah diteliti.
· Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional.
· Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya.
· Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
· Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya.
· Bidang studi yang didalami.
· Pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah.
· Bidang kerja atau profesi.
· Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif).
· Temuan yang pernah diteliti.
· Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional.
· Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya.
· Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
· Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya.
-
Syarat Tema
-
Ciri-ciri tema :
-
1.Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat
melalui persoalan yang dikemukakan.
2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.
3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam sebuah cerita.
2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.
3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam sebuah cerita.
-
Syarat Judul
o
singkat dan padat,
o
Menarik perhatian
o
Menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
-
Ciri-ciri judul :
1.
Relevan dengan tema cerita tersebut, atau ada
keterkaitan dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Biasanya judul harus provokatif dengan menarik si pembaca dan menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi cerita tersebut.
3. Judul terdiri dari lima kata dan diusahakan tidak boleh lebih.
4. Judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi berbentuk kata yang singkat.
5. Judul harus mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang.
2. Biasanya judul harus provokatif dengan menarik si pembaca dan menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi cerita tersebut.
3. Judul terdiri dari lima kata dan diusahakan tidak boleh lebih.
4. Judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi berbentuk kata yang singkat.
5. Judul harus mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang.
c) Bagaimana cara membatasi topik?
1.Tetapkanlah topik yang akan
digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.
Contoh pembatasan topik :
Nama
judul topik : “Merebaknya Budaya Tato Dikalangan Remaja Indonesia”
2.
a) Sebutkan dan jelaskan manfaat outline !
a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh,
dan terarah.
b. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
b. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
b)
Bagaimana langkah-langkah membuat outline!
1. Tentukan tema apa
yang akan Anda tulis.
2. Undang kehadiran ide dengan
membuka pikiran Anda terhadap semua ide yang datang. Jangan pernah
membatasi diri dengan aliran ide dari kecerdasan semesta.
3. Segera tulis ide-ide tersebut
ke atas kertas, sekenanya. Jangan dikritisi. Biarkan ide-ide itu hadir
dan mengalir begitu saja. Tugas Anda hanya menuliskannya.
4. Setelah cukup banyak ide yang berhasil
Anda petik, periksalah cacatan Anda tadi. Amati dan seleksilah ide-ide
itu satu demi satu. Yang relevan dengan tema yang Anda kehendaki,
pakailah. Sebaliknya, kalau tidak berkaitan atau amat sedikit kaitannya, coret
saja.
5. Susunlah sederetan ide yang
Anda pilih itu secara sistematis. Mungkin dari yang umum ke yang
khusus atau disusun secara kronologis. Perhatikan betul sistematisasi ide yang
Anda susun itu. Pastikan tidak ada gagasan yang melompat-lompat. Buatlah
susunan ide itu mengalir, kompak, dan sealur dari ide pertama, kedua, ketiga,
dan selanjutnya sampai gagasan yang terakhir.
6. Kembangkan setiap ide utama
dengan kalimat-kalimat penjelas/pelengkap. Satu ide utama bisa
dikembangkan menjadi satu paragraf. Kalau Anda mempunyai 10 ide utama, maka
minimal Anda sudah mendapatkan 10 paragraf. Ini sudah cukup untuk sebuah
artikel.
3.
a) Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur alinea
1)
Ide pokok yaitu ide pembicaraan atau masalah
yang bersifat abstrak. Ide pokok bisaanya berupa kata, frase atau klausa.
2) Kalimat topik yaitu perwujudan
pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih
abstrak.
3) Ide pengembang yaitu rincian
atau penjelasan ide pokok dalam bentuk yang kongkret. Ide pengembang berupa
kata, frase, atau klausa.
4) Kalimat pengembang yaitu
perwujudan pernyataan ide pengembang dalam bentuk kongkret.
5) Kalimat penegas yaitu kalimat
yang berfungsi menegaskan dengan cara mengulang bentuk kalimat topik pada
bagian akhir paragraf.
6) Transisi yaitu mata rantai
penghubung paragraf. Transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi atau
kepaduan antarkalimat, antarparagraf dalam suatu karangan
b) Jelaskan ciri-ciri
kalimat utama & kalimat penjelas
·
Kalimat Utama
a.Biasanya
diletakkan pada awal paragraph, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian akhir
paragraph.
b.Suatu kalimat berisikan kalimat utama ditandai oleh kata-kata kunci
seperti:
- Sebagai kesimpulan….
- Yang penting….
- Jadi, …..
- Dengan demikian…
c. Biasanya
berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat
penjelas.
·
Kalimat penjelas
a. Berisi penjelasan seperti:
- Contoh-contoh
- Rincian
- Keterangan
- Dll.
b. Kalimat penjelas biasanya
memerlukan kalimat penghubung.
c. Selalu menghubungkan
kalimat-kalimat dalam paragraph.
4. a) Sebutkan syarat-syarat alinea yang baik
1)
Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina
alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2) Koherensi (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3) Perkembangan alinea (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu)
2) Koherensi (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3) Perkembangan alinea (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu)
b) Bagaimana cara mengembangkan
kalimat utama !
Paragraf dapat dikembangkan dengan menggunakan 2
pola, yaitu :
1. Pola alamiah : pola urutan yang sesuai dengan keadaan di alam. Pola ini meliputi pola
a. Urutan waktu atau kronologis
b. Urutan ruang atau spasial
2. Pola logis : pola pengembangan didasarkan atas jalan pikiran. Pola ini meliputi pada :
a. Pertentangan
b. Perbandingan
c. Analogi
d. Contoh-contoh
e. Sebab-akibat
f. Definisi
g. Klasifikasi
1. Pola alamiah : pola urutan yang sesuai dengan keadaan di alam. Pola ini meliputi pola
a. Urutan waktu atau kronologis
b. Urutan ruang atau spasial
2. Pola logis : pola pengembangan didasarkan atas jalan pikiran. Pola ini meliputi pada :
a. Pertentangan
b. Perbandingan
c. Analogi
d. Contoh-contoh
e. Sebab-akibat
f. Definisi
g. Klasifikasi
a. Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, bertolak belakang dari.
Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, bertolak belakang dari.
b. Perbandingan
Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
c. Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembagan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembagan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
d. Contoh-contoh
Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain adalah ungkapan-ungkapan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain adalah ungkapan-ungkapan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
e. Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika meneerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, oleh karena itu dan karena.
Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika meneerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, oleh karena itu dan karena.
f. Definisi
Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, kata yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat.
Jika akan menjelaskan sinonim suatu hal, kata ialah yang digunakan dan jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata merupakan yand dipakai.
Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, kata yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat.
Jika akan menjelaskan sinonim suatu hal, kata ialah yang digunakan dan jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata merupakan yand dipakai.
g. Klasifikasi
Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Sumber : google engine
Tidak ada komentar:
Posting Komentar