Jakarta - Kondisi pasar modal yang fluktualtif membuat
pasar penerbitan saham perdana (Initial Public Offering) sepi peminat.
Nilai emisi IPO pun diperkirakan hanya Rp 10 triliun, atau turun jauh
dari emisi IPO 2011 Rp 19,62 triliun.
"Kita memang lihat kondisi
pasar modal, hingga banyak calon emiten yang memundurkan pelaksanaan
IPO, bahwa mengurangi nilai emisinya. Tahun ini total emisi
diperkirakan hanya Rp 10 triliun," kata Direktur Penilaian Perusahaan
BEI, Hoesen di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (24/10/2012).
Hoesen
menambahkan, BEI masih berharap ada 11 calon emiten yang akan listing
dalam tiga bulan terakhir. 10 perusahaan diantaranya sudah mendapat
kontrak pendahuluan dan melanjutkan proses di Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), satu sisanya masih di tangan
otoritas Bursa.
Perusahaan yang siap mencatatkan sahamnya di BEI
diataranya; PT Adi Sarana Armada, PT Siba Surya, PT Baramulti Sukses
Sarana, PT Expressindo Transindo Utama, PT Indoprima Gemilang, PT
Wismilak Inti Makmur, PT Pelita Cengkareng Paper, PT Multi Agro
Gemilang Plantations, PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya, PT Bank
Maspion dan dua BUMN PT Waskita Karya (Persero) serta PT Semen Baturaja
(Persero).
Sedangkan 18 perusahaan yang telah listing antara
lain; Minna Padi Investama (PADI), TiPhone Mobile Indonesia (TELE),
Surya Esa Perkasa (ESSA), Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST), Supra
Boga Lestari (RANC), Trisula International (TRIS), Toba Bara Sejahtera
(TOBA), Kobexindo Tractors (KOBX), MNC Sky Vision (MSKY), Tri Banyan
Tirta (ALTO), Global Teleshop (GLOB), Gading Development (GAMA), Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM), Inti Bangun Sejahtera (IBST),
Nirvana Development (NIRO), Sekar Bumi (SKBM) -Resliting-, Provident
Agro (PALM), Pelayaran Nelly Dwi Putri (NELY).
"Dari total 18 perusahaan yang telah listing nilai emisinya baru Rp 6,9 triliun," tegas Hoesen.
Source : www.detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar